Biaya Yang Dikeluarkan Sekali Terbang Jet Tempur TNI-AU

 

Setiap negara mengeluarkan Biaya Terbang untuk pembelian dan operasi pesawat Pesawat Tempur mereka. Biaya tersebut adalah acquisition cost dan life cycle cost. Perbandingan antara acquisition cost dan life cycle cost suatu pesawat tempur pasti berbeda, tentu bergantung pada kandungan teknologi, komposisi material, dan elemen komponen yang digunakan. kemudian muncul istilah operational cost per hour (biaya operasi per jam).

Biaya yang  diperlukan untuk satu jam terbang jet tempur (operational cost per hour ) secara global  antara lain BBM, penurunan fungsi airframe pesawat sehingga makin mempercepat masuk ke tahap perawatan, berkurangnya jumlah jam terbang terbang, dan lainnya.

Lalu barapa biaya operational cost dari pesawat tempur tni au?

jet tempur Sukhoi 

Baik di russia maupun Indonesia biaya operasional untuk menerbangkan  jet tempur Sukhoi dikenal sangat mahal. setiap unit pesawat Sukhoi memiliki jam terbang operasional sebanyak  2.000 jam terbang. Maka setelah 2.000 jam terbang tercapai, pesawat harus masuk ke tahap perawatan seperti penggantian suku cadang dan lainnya. Diambil dari berbagai sumber perkiraan biaya operasional Sukhoi untuk sekali terbang mencapai 400 -500 juta rupiah.

Jet tempur f-16

Indonesia dengan F-16 series terus melakukan proses refurbish/upgrade/ agar sang Elang tidak ketinggalan jaman dari sisi teknologi.

Program BIMA SENA dan FALCON STAR istilah yang digunakan oleh TNI AU untuk melakukan refurbis/upgrade F-16 Fighting Falcon dengan tujuan agar “umur” terbang sang elang masih bisa diperpanjang. perkiraan biaya operasional f-16 untuk sekali terbang mencapai 100 juta rupiah. Sementara service life pesawat f16 diklaim mencapai 8000 jam terbang .

TNI-AU juga mengoptimalkan pegoperasian pesawat tempur T50 Golden Eagle dan Super Tucano untuk menindak kapal asing yang melanggar batas teritorial Indonesia di Kepulauan Natuna, karena biaya operasionalnya yang muradibandingkan dengan jet tempur F16 atau Sukhoi.T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik yang saat ini mepertkuat tni-au.  Diketahui 16 unit t-50i memperkuat indonesia sejak 2013. Sementara Super Tucano merupakan jenis pesawat latih lanjut bermesin turboprop atau turbin gas. Namun jangan salah, meski tergolong sebagai pesawat latih, pesawat buatan Embraer Defense System Brazil ini juga tergolong sebagai pesawat tempur ringan yang dapat diandalkan oleh TNI AU. Si Moncong Hiu disebut memiliki kemampuan Counter Insurgency (COIN) yang dapat terbang rendah.

 

 

 

 

 

Bagikan di Facebook

Bagikan di Twitter

Bagikan di Google+

Bagikan di LinkedIn